Kiro’s Emily (Bab 16)

KIRO

MASE MIRIP DENGANKU. Dan Emily jatuh cinta pada pandangan pertama padanya. Lalu Mary Ann jatuh cinta pada Emily begitu dia menyaksikan malaikatku bicara dengan Mase dan bermain bersamanya seolah itu hal paling alami di dunia.

Rasanya aneh melihat kencan satu malammu yang tidak diragukan lagi adalah ibu dari anakmu.

Lalu melihat Emily bersama anak itu menimbulkan benih kelaparan di dalam diriku. Aku menginginkan anak bersama Emily. Aku ingin sebuah keluarga bersamanya. Aku ingin melihat anak-anak kami bermain di lantai dan tertawa bersamanya.

Dia benar. Aku bisa mencintai anak ini. Dia darah dagingku. Aku tidak ingin mengecewakannya. Aku ingin menjadi bagian hidupnya. Dean adalah bagian dari Rush, meskipun dia membenci ibu Rush. Setidaknya aku tidak membenci ibu Mase. Aku hanya tidak mengenalnya.

Emily bisa berhubungan baik dengan Mary Ann. Maka aku juga pasti bisa mengenal anakku lebih baik. Tapi lebih dari segalanya, aku ingin perut Emily membesar dengan anak kami. Aku ingin merasakan bayi kami di dalam dirinya dan tahu bahwa kami pemilik anak itu. Dia akan menjadi milikku selamanya. Mereka berdua akan menjadi segalaku.

 Aku sudah menyewa jet pribadi untuk membawa kami ke Texas, dan saat kunjungan ini berakhir, Mary Ann dan Emily sudah mengatur kunjungan kami berikutnya, aku memeluk Mase dan mengatakan padanya bahwa aku akan segera menemuinya lagi.

Emily tersenyum lebar selama perjalanan kembali. Dia terus mengoceh betapa miripnya Mase denganku dan bagaimana dia menatapku dengan mata seriusnya. Dia mengoceh tentang bagaimana Mase bertepuk tangan dan sangat bersemangat karena kuda-kuda di halaman. Segalanya tentang Mase membuatnya takjub.

Dan terkutuklah jika aku tidak jatuh cinta lebih dalam pada wanita ini. Aku tidak berpikir itu mungkin. Tapi, jika bicara tentang Emily, kurasa aku bisa jatuh cinta lebih banyak setiap harinya. Dia sangat mudah dicintai.

Aku meletakkan tanganku di punggungnya saat kami naik pesawat. Aku suka menyentuhnya. Mary Ann juga menyadari itu, dan tersenyum padaku. Dia terlihat senang karena aku sudah menemukan Emily. Rasanya aneh, tapi juga bagus. Mungkin aku bisa berteman dengan Mary Ann.

“Aku sangat senang kita datang,” kata Emily untuk kesepuluh kalinya, saat dia duduk di salah satu sofa jet.

“Kau sudah mengatakan itu,” godaku. Aku mengangkatnya dan menaikkannya ke pangkuanku.

“Kau terlihat hebat bersamanya,” katanya, saat aku menggigiti lehernya.

“Begitu juga kau,” kataku, karena itu benar, dia luar biasanya bersamanya. Aku cukup yakin Mase lebih menyukainya dari pada menyukaiku. Aku menyelipkan tanganku di antara kedua pahanya. “Aku terus memikirkan kau hamil anakku. Itu membuatku sangat keras. Aku suka gagasan kita hidup bersama. Bahwa aku memiliki anak darimu. Milik kita berdua.”

Dia menegang di pelukanku dan berputar untuk menatapku. “Aku tidak bisa… aku tidak pernah bisa melakukan itu. Ibuku sudah mencemaskanku, tapi itu akan mematahkan hatinya.”

Apa-apaan itu? “Ibumu tidak ingin kau memiliki anak? Atau dia tidak ingin kau memiliki anak dariku?”

Dia menghela napas dan menyandarkan kepalanya di dadaku. “Ibuku ingin aku memiliki anak suatu hari nanti. Tapi dia mengharapkan aku sudah menikah saat aku mendapatkannya.”

Aku tidak tahu harus berkata apa. Menikah? Well, sial. Aku bahkan tidak memikirkan itu. Aku akan menjaga Emily selamanya. Itu sudah pasti, tapi aku tidak memikirkan bahwa kami harus menikah. Itu bukan sesuatu yang biasanya dilakukan orang-orang di duniaku, karena saat mereka melakukannya, itu selalu berakhir buruk.

Emily tidak akan pernah bisa menceraikan aku. Aku tidak akan membiarkan itu. Pemikiran bahwa dia ingin meninggalkanku sangat menakutkan. Tapi pernikahan?

“Aku belum siap menikah sekarang, Kiro. Santailah. Bukan itu maksudku. Aku hanya mengatakannya karena bayi tidak memungkinkan untukku. Aku akan melakukannya suatu hari nanti saat aku sudah menikah.”

Suatu hari saat dia sudah menikah. Dia tidak mengatakan saat kami sudah menikah. Sialan. Dia tidak akan menikahi siapa pun selain aku. Tidak akan. Dia milikku.

Aku mendorongnya ke sofa dan mulai menanggalkan pakaiannya. Aku harus mengingatkannya siapa pemilik dirinya. Seseorang yang hatinya sudah dia ambil alih dan betapa aku tidak bisa hidup tanpanya. Omong kosong tentang menikah suatu hari nanti benar-benar menjengkelkan. Dia akan menikah, dan itu denganku. Dengan bayi-bayiku di perutnya. Milikku. Semuanya milikku.

“Kiro?” tanyanya gugup, karena aku bekerja cepat melucutinya.

“Buka untukku,” jawabku. Kepanikan dalam suaraku terdengar jelas.

Dia membuka kakinya, dan aku berada di dalamnya dengan segera. “Persetan, yeah,” aku mengerang, saat dia meremas ereksiku seperti sarung tangan. “Milikku, Emily. Ini adalah milikku. Tidak ada orang lain. Selalu hanya milikku.” Aku berteriak seperti orang gila sambil mulai bergerak masuk dan keluar darinya.

“Ya, Kiro, aku milikmu,” dia meyakinkanku.

Saat dia membungkus kakinya di pinggangku dan menguncinya, itu berarti dia hampir klimaks.

Meluncur masuk dan keluar dari panas basahnya membuat seluruh duniaku baik-baik saja. Dia memperbaiki apa pun yang salah. “Malaikatku,” kataku lagi, saat tubuhnya mulai bergetar dan datang di sekelilingku, menggiringku mengikutinya. “Aku mencintaimu,” teriakku, saat aku melepaskan diriku di dalamnya.

Saat diriku mulai pulih, aku mendekapnya. Aku tetap berada di dalam dirinya. Aku suka terhubung dengannya seperti ini. Ini meredakan semua ketakutanku.

Satu pemikiran pada “Kiro’s Emily (Bab 16)

  1. Ping balik: Kiro’s Emily (Rosemary Beach #9.5) | BACA NOVEL ONLINE

Tinggalkan komentar